@s4if 🇵🇸 🇮🇩 "sekarang storage murah" model flatpak kan kaya container/docker om, yang butuh ya di install, ga butuh ya ga perlu, jadi kalau storage.. laptopku saya beri 50gb masih sisa banyak kok. MicroOS fokus ke sistem operasi yg penting bisa boot, container jalan, dan container bisa jalan sebagai service. Program / aplikasi bisa di install dari flatpak, kalau ga ada bisa diinstall via distrobox (container, pakai podman sih). Update os ga perlu di urus, toh command nya (zypper) ga bisa di akses secara langsung. Os bakal "update sendiri" kalau gagal bakal rollback otomatis (ty ke btrfs). Karena zypper ga bisa diakses, misal mau install nginx, bisa pakai distrobox, kalau mau distro Debian, ya pas pembuatan distrobox tinggal pakai Debian. Ibarat kaya Android om, OS sama aplikasi terpisah, user cukup fokus ke aplikasi (dari flatpak / distrobox). Flatpak update kalau kita perintah update, distrobox itu ya.. Os di dalam container, kalau kita pencet update baru update, jadi jawabannya, update app sesuka kita. Edit : https://en.opensuse.org/Portal:Aeon (MicroOS ganti nama sesuai DE, ada aeon, ada kalpa)
@80986a50 model flatpak kan kaya container/docker om, yang butuh ya di install, ga butuh ya ga perlu, jadi kalau storage.. laptopku saya beri 50gb masih sisa banyak kok. Aku pernah nginstall aplikasi cuma 16MB, download runtime sampe 300an MB, 😅 Runtime pun, kalau aplikasi lain butuhnya beda versi, download lagi runtime-nya. Runtime jadi ke-dobel-dobel, gak suka. Belum lagi flatpak sama snap sering auto update kayak windows, tau2 ngabisin kuota kalau pas make komputer dirumah.. 😅 aku bukan orang yg suka auto update.. wkwkwk…
@s4if 🇵🇸 🇮🇩 ya makanya om, sama kaya container, intinya kalau butuh apa ya di install.. Misal DE gnome, install Kate, tetep bakal install KDE yang itu ga dikit.. Flatpak perasaan ga pernah auto, dari distronya paling di set 🤔
@80986a50 makanya aku gak suka.. 😬 gak efisien.. wkwkwk... di mint auto update flatpaknya.. di arch juga defaultnya auto update pas aku pake.. 😅